Tahun Produktif Rilisan Album Gitar Klasik-Akustik (2018-2020)

Mari sejenak kita meluangkan waktu untuk mengapresiasi karya-karya musik terkini di dunia pergitaran Indonesia, lebih tepatnya pergitaran instrumentalia jenis klasik dan akustik.

Dua istilah itu, (gitar) klasik dan (gitar) akustik, sebetulnya mempunyai pengertian yang agak saling-tubruk. Tapi gampangnya begini saja: gitar klasik untuk menyebut gitar yang bersenar nilon, dan gitar akustik adalah sebutan untuk gitar bersenar baja/kawat. Keduanya memiliki kesamaan, bisa berbunyi tanpa tenaga listrik dan punya area resonansi yang menjadi muara dari sumber bunyi yang dihasilkan oleh dawai yang disenggol atau badan gitar yang dipukul.

Cukup menggembirakan, karena sepanjang 2018 hingga 2020 tiap tahun nongol satu album yang mengetengahkan karya-karya instrumentalia untuk gitar solo dan ansambel. Kebetulan semua album itu mbrojol di Yogyakarta, meskipun gitarisnya berasal dari berbagai penjuru negeri.

Yang pertama adalah Album Kompilasi Volume 1 dari Kolektif Gitar Klasik Indonesia (Indonesian Classical Guitar Collective). Album ini dirilis pada 2008 dengan ditandai potong tumpeng dan doa di Ethnictro Music Education, Jogja. Isinya adalah rekaman-rekaman dari beberapa ansambel dan gitaris solo. Mereka adalah: Nocturnal Guitar Quartet, Duo Anantara, Duo Rocky, Nabita Guitar Duo, 9PM Guitar Duo, Ahmad Fauzi Ihsan, Putu Lia Veranika, dan Fauzi Akmal Rabbani. Umumnya mereka memainkan karya-karya lama dari berbagai komponis luar Indonesia, dan hanya satu karya dari komponis Indonesia.

Dengarkan album dari ICGC di sini.

**

Yang kedua adalah album GATRA, Nocturnal Guitar Quartet. Album yang dirilis pada akhir tahun 2019 ini sangat spesifik, karena secara khusus menampilkan karya-karya komponis dari Indonesia yang diminta menulis untuk karya dengan format kwartet, atau empat gitar. Kwartet yang digawangi oleh Vaizal Andrians, Gita Puspita Asri, Roby Handoyo, dan Adi Suprayogi ini pertama kali merilis album setelah lima tahun kiprah mereka. Tercatat NGQ menjuarai beberapa kompetisi ansambel gitar, antara lain di Italia, Jepang, dan Malaysia. Prestasi tersebut sangat membanggakan dan memberikan inspirasi tersendiri bagi rekan-rekan yang menggeluti ansambel gitar klasik.

Dengarkan album dari Nocturnal Guitar Quartet di sini.

Ulasan album GATRA bisa dibaca di sini.

Yang ketiga adalah album dari kolektif gitar fingerstyle (Indonesian Fingerstyle Guitar Community) yang rilis pada 17 Agustus 2020, persis di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Album ini mengusung ide—yang sekaligus dijadikan nama album—WE CREATED, NOT COPY PASTE. Memberi pesan kepada gitaris fingerstyle di seantero Indonesia agar mulai berani mengarang karya sendiri, bukan “ngover-ngover” atau copy-paste.

Album dari IFGC ini tidak didistribusikan secara digital, namun dijual fisik dalam konsep bundle dengan produk lainnya. Jadi silakan mengapresiasinya dengan menghubungi narahubung (klik di sini).

Selamat untuk semuanya!