Senang sekali diberi kepercayaan dan kesempatan untuk bergabung menjadi narasumber di agenda unik, bergengsi, dan berbobot: MocoSik, sebuah festival yang menggabungkan buku dan musik di satu buana. Pada 2019 ini festival MocoSik sudah menginjak tahun ke-3.
Aku mendapat jatah duduk sederet dengan orang-orang hebat, foto dari kiri: Nuran Wibisono (jurnalis, penulis), David Tarigan (Irama Nusantara), Hengki Herwanto (Museum Musik Indonesia), dan Adib Hidayat (Billboard Indonesia).
Kami ditugasi menyampaikan pikiran-pikiran tentang seluk-beluk pendokumentasian musik di Indonesia, mulai dari sejarah, tantangan yang dihadapi, hingga soal-soal teknis dan pengelolaan. Semua itu, tentu saja, tidak mudah.
Kami ini memang sekumpulan orang-orang aneh dan keras-kepala, suka mengumpulkan artefak musik yang belum tahu ada gunanya apa tidak; mulai dari vynl, kaset, buku, majalah, partitur, manuskrip, foto, dan lain-lain.
Diskusi yang digelar di hari terakhir MocoSik 2019, 25 Agustus, berlangsung hangat, seru, dan intim.
Terimakasih teramat dalam kepada seluruh kerabat hebat MocoSik 2019, khususnya kepada Gus Muhidin M. Dahlan, punggawa Warung Arsip, idolaku, yang membukakan jalan demi pertemuan “langka” ini.
Foto: Reza Amaludin, MocoSik