5 Jurus Gampang Menulis Artikel Musik!

Langsung saja, ya! Buat kalian yang punya niat (pengen) nulis artikel musik tapi bingung harus bagaimana memulainya, baca 5 jurus ampuh ini!

1. Mulailah menulis yang pendek-pendek dulu

Suatu artikel  tidak harus selalu panjang, tidak harus selalu ilmiah, tidak harus selalu detail. Kamu bisa berangkat dari hal-hal yang sangat sederhana, dan tulislah yang pendek-pendek dulu untuk latihan, misalnya 250 – 400 kata.  Usahakan dalam sehari sempatkan untuk menulis  1 artikel saja. Judul pikir belakangan. Artikelmu yang pendek ini juga tidak harus berangkat dari topik musik yang berat-berat, cukup yang kamu alami sehari-hari. Jangan berpikir baik buruknya tulisan kita, tapi mulailah untuk merutinkan diri terlebih dahulu, sampai menjadi kebiasaan! Kalau sudah jadi, mintalah pendapat teman-temanmu, akan ada masukan dari sana yang bermanfaat untuk memperbaiki tulisanmu.

2. Mulailah hanya dengan SATU KATA!

Mulailah menulis cukup dengan SATU KATA! Maksudnya? Ya satu kata! Misalnya: musik, mendengar, konser, selera, irama, kaset, dan lain-lain. Pokoknya satu kata saja. Kembangkan “satu kata” itu menjadi paragraf yang kalimatnya saling terhubung. Misalnya:

“Musik. Bagiku musik adalah sesuatu yang sangat berarti. Mungkin aku akan mati jika hidup tanpa musik. Terserah orang lain menganggap musik itu haram, aku sebaliknya, musik itu berkah bagi kehidupanku. Setiap hari aku memainkan musik untuk tujuan menghibur diriku sendiri, dan itu mengawetkan umurku. Terlebih jika aku mampu menghibur orang lain, alangkah senangnya aku. Musik adalah sebuah kata yang begitu berarti di kehidupanku.”

“Kaset. Buat kita yang mengalami fase 1990-an, pasti familiar dengan yang namanya kaset. Ya, benar! Kaset adalah primadona di tahun-tahun itu, tak terkecuali untukku, yang punya koleksi ribuan kaset, sebagian warisan ayah-ibu, sebagian kubeli dengan duitku sendiri. Kini zaman memang telah berubah, memutar musik tak hanya lewat kaset, tapi juga handphone, komputer, speaker, dan lain-lain. Tapi aku tetap mencintai kaset. Menurutku ada pengalaman berbeda ketika aku mendengarkan musik lewat kaset. Memang agak ribet, tapi yang namanya kesukaan tidak akan mampu digantikan apapun. I love kaset.”

Lakukan seperti itu terus-menerus setiap hari, dan pilihlah “satu kata” saja sebagai langkah untuk memulai. Sesukamu saja.

3. Pelajari istilah-istilah musik (yang gampang-gampang saja dulu!)

Kalau kita sudah mulai menulis artikel musik,  pasti akan ketemu yang namanya istilah-istilah musik. Mungkin itu akan membuat pikiranmu jadi rumit, khususnya buat kamu yang awam. Jadi saran saya, seperti bisnis butuh modal, menulis juga sama. Pertama-tama modalnya adalah: belilah kamus musik! Kalau belum punya uang, ya pinjamlah ke teman, segera difotokopi dan kembalikan! Pelajari istilah-istilah dan maknanya, agar tulisanmu menjadi lebih berbobot dan informatif.

4. Mendengarkan musik lebih cermat

Artikel musik yang bagus, menurut saya, adalah yang bisa mempengaruhi imajinasi pembacanya. Sama seperti membaca novel, kita akan membayangkan background atau “kenyataan” yang ditulis di novel tersebut, bisa mengimajinasikannya seolah-olah itu nyata. Untuk membuat artikel musik yang kita tulis menjadi “bernyawa”, maka saran saya adalah dengarkan musik lebih cermat, jangan hanya lewat begitu saja. Ini sebetulnya merupakan langkah awal dari trial-trial selanjutnya, yaitu belajar tentang “analisis musik.”

Caranya? Belajarlah mendengarkan sendirian tanpa diganggu siapa-siapa. Gunakan headphone atau speaker yang rekomended, jangan yang sember. Putarlah berulang-ulang dan siapkan kertas. Identifikasi unsur-unsur yang menarik dari musik yang kamu dengarkan, atau setidaknya bagian-bagian yang membuat kamu penasaran untuk menyelidiki lebih jauh. Jika sudah ketemu kata-kata kunci, maka berangkatlah dari kata-kata kunci tersebut. Misalnya: “Ini bagian refrainnya enak banget,” kamu mungkin punya kesan begitu. “Enak banget” adalah kata kunci. Jangan berhenti di situ, berusahalah mencari tahu: mengapa bagian itu bisa “enak banget.” Mintalah pendapat ke teman-temanmu yang lebih paham soal musik, tulislah pendapat mereka. Kembangkan tulisanmu dengan informasi-informasi yang menarik.

5. “Hilangkan Selera” jika ingin artikelmu lebih bagus!

Bagi saya, artikel-artikel musik yang membosankan adalah artikel yang isinya cuma membahas mengenai selera musik si penulisnya saja. Sebetulnya boleh-boleh saja, tapi ingat juga, kalau artikel kita cuma berangkat dari selera pribadi, maka tulisan kita akan begitu-begitu saja. Mulailah belajar lebih obyektif. Mungkin kita gemar musik rock, tapi jadi lebih keren kalau kita juga bisa nulis tentang musik klasik atau jazz atau bahkan gamelan. Dengarkan musik sebanyak-banyaknya, dan jangan memulai dengan selera. Mulailah berpikir bahwa itu “musik” tanpa embel-embel genre, selera, dan unsur-unsur lain yang mengarah ke subyektivitas. Bisa fifty-fifty antara subyektif dan obyektif sangat disarankan, tapi sepenuhnya subyektif akibatnya jadi kurang menarik.

Sekian dulu tips dari saya. Jangan lupa terus mencoba. Sampai jumpa di tips-tips lainnya.